Majalengka,(Sinarmedia).-
Harapan warga Majalengka untuk mempunyai mesjid Agung Al-Imam yang representatif nampaknya pudar sudah. Pemerintah kabupaten (Pemkab) Majalengka menolak mentah-mentah bantuan sebesar Rp.2 milyar dari partai Gerindra pimpinan Prabowo Subianto tersebut. Penolakan bantuan tersebut diduga karena
Pemkab mengganggap pemberian bantuan itu bermuatan politis.
Berdasarkan informasi yang diperoleh “Sinarmedia”, selain menolak bantuan untuk Masjid Agung Al-Imam, Pemkab Majalengka melalui bagian Kesra Setda Majalengka meminta agar pihak DKM Masjid Al-Imam Majalengka untuk menolak rencana kedatangan Prabowo ke Mesjid Al-Imam untuk melakukan peletakan batu pertama.
Masjid Agung Al-Imam Majalengka menurut sumber yang layak dipercaya kini dinyatakan diambil alih oleh Pemda Majalengka. Selain itu pihak DKM yang kini tengah menyelesaikan pembangunan tempat wudhu dan toilet minta diberhentikan karena Bupati H.Sutrisno tidak setuju atas pembangunan tersebut.
Batalnya pemberian bantuan untuk pembangunan mesjid Agung Al-Imam Majalengka dari partai Gerindra dibenarkan oleh ketua DPC partai Gerindra kabupaten Majalengka H.Jeffry Romdony. Menurut putra pengusaha bola H.Irwan Suryanto itu, pihaknya sudah mendapat informasi bahwa bantuan yang akan diberikan untuk Masjid Al Imam Majalengka tidak bisa diterima oleh Pemkab Majalengka.
Menurutnya, sikap Pemkab Majalengka yang tidak menerima bantuan tersebut tentunya partai Gerindra sangat menghargai asalkan benar-benar akhirnya Masjid kebanggaan warga Majalengka itu dibangun tidak dibiarkan terbengkalai seperti sekarang ini.
Diakuinya rencana pemberian bantuan untuk pembangunan Masjid Agung Al-Imam tersebut bukan mendadak tapi sudah direncanakan jauh sebelumnya karena merasa prihatin terhadap kondisi Masjid Agung yang tampak tak terpelihara itu.
Disebutkan, ia akan mengalihkan bantuan yang sudah dialokasikan untuk Masjid Agung Al-Imam Majalengka itu untuk Masjid-Masjid lainya yang membutuhkan bantuan seperti yang selama ini sudah dilakukanya.Namun demikian ia akan menunggu hingga enam bulan mendatang ,kalau dalam rentang waktu itu tidak ada perbaikan maka ia berencana untuk kembali membicarakan hal itu dengan pihak DKM dan berharap bisa membangun Masjid Al-Imam.
Sejumlah kalangan menyayangkan sikap Pemkab Majalengka yang menolak bantuan untuk pembangunan Mesjid Agung Al-Imam.Salah seorang warga Majalengka Ucu menyayangkan sikap Pemkab Majalengka yang menolak bantuan untuk pembangunan mesjid Agung Al-Imam Majalengka yang kini kondisinya memprihatinkan.
Ucu menilai bahwa jangan menuding bantuan itu bersifat politis justru sikap menolak bantuan tersebut berbau politis. Mestinya pemkab Majalengka tidak berpikir sempit ,sepanjang itu untuk kebaikan dan mendatangkan manfaat untuk umat kenapa mesti ditolak.
“Diperhatikan oleh Pemda tidak , ada yang mau bantu ditolak ,maunya apa sih ,” ujar Ucu kesal.
Ucu berharap ,Pemda Majalengka segera menangambil sikap apakah akan segera membangun Mesjid Agung Al-Imam atau tidak. Kalau Pemda tidak sanggup maka umat islam di kabupaten Majalengka tentunya akan siap bahu-membahu untuk membangun rumah Allah tersebut.
Sementara itu kepala bagian ( Kabag ) kesejahteraan rakyat Setda Majalengka Maman Komarudin membantah Pemkab Majalengka menolak bantuan untuk pembangunan Masjid Al- Imam, tapi pihaknya berkeberatan dengan keinginan partai Gerindra untuk memasang spanduk yang berbau partai politik hingga ada kesan bantuan tersebut bermuatan politis.
Menurutnya, tempat ibadah harus bersih dari atribut partai politik hingga ia melarang partai manapun untuk memasang spanduk atau baliho termasuk dari PDIP.
“ Jangankan partai lain ,PDIP sekalipun tidak boleh memasang spanduk di Masjid,” Ujar Maman.
Menurutnya kalau memang partai Gerindra berminat untuk membantu Masjid Al -Imam Majalengka dipersilahkan untuk berkoordinasi dengan panitia pembangunan yang akan segera dibentuk.(S.01)
19 kali dilihat, belum ada yang melihat hari ini