Majalengka,(Sinarmedia).-
Pembangunan halaman pendopo Majalengka mendapat sorotan dari berbagai kalangan, pasalnya proyek pembangunan halaman kantor bupati yang menelan biaya hingga Rp1 milyar ini kini kondisinya sudah rusak lagi padahal usia bangunan belum genap sebulan.
Proyek pembangunan halaman pendopo dinilai mubadzir dan terkesan dipaksakan mengingat kondisi halaman kantor orang nomor satu ini masih bagus, karena baru setahun lebih dilakukan perbaikan dengan menggunakan hotmik. Kini halaman pendopo yang semula hotmik diganti menggunakan batu andesit.
“Masa proyek belum belum juga sebulan atau tepatnya baru tiga minggu sudah dibongkar lagi, saya curiga proyek pembangunan halaman pendopo ini ada permainan. Kalau memang rehab atau pemeliharaan lantas kenapa pihak pengusaha membongkar semua seolah membuat baru,” kata salah seorang warga Didi (40) asal Majalengka Wetan kepada Sinarmedia.
Diduga proyek pembangunan halaman pendopo Majalengka yang dikerjakan oleh CV. Bima ini terkesan asal-asalan alias dipaksakan selesai untuk mengejar waktu. Proyek ini dilaksanakan pada akhir tahun 2016 lalu yang bersumber dari dana APBD murni tahun 2016, namun karena waktu yang tidak mungkin terkejar, akhirnya pihak pengusaha memaksakan proyek ini selesai agar pembayarannya full dicairkan.
Pembangunan halaman pendopo menggunakan batu andesit ini dilakukan kurang dari 2 bulan saja, memang idealnya pemasangan batu andesit dihalaman pendopo apabila menginginkan hasil yang maksimal tentunya tidak cukup, namun karena pada waktu itu akhir tahun akhirnya pekerjaan dipaksakan selesai agar adiminstrasinya bisa dicairkan secara utuh.
“Memang sih pak pada waktu pengerjaan kemarin seharusnya belum selesai, akan tetapi karena terbentur waktu akhirnya pengerjaannya pun harus selesai. Kenapa lama pemasangan batu alam mah susah tidak seperti paving blok,” kata salah seorang pekerja.
Sementara itu, anggota Komisi 2 DPRD Majalengka, Fuad Abdul Aziz mengatakan, proyek pembangunan halaman pendopo ini diduga ada “permainan” karena sejak dari awal pembahasan di banggar DPRD proyek pembangunan halaman pendopo ini diusulkan untuk dipending atau dicoret karena dianggap tidak tepat. Namun ironisnya proyek tersebut tetap saja dimunculkan, apalagi sekarang hasil pengerjaannya asal-asalan.
“Dari awal saya orang pertama yang menolak pembangunan halaman pendopo saat pembahasan anggaran di Banggar DPRD, namun aneh pemkab tetap saja memunculkan proyek ini. Ketika sekarang terdapat masalah dalam pengerjaannya saya sudah tidak aneh,” kata ketua DPC partai Demokrat ini.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Sinarmedia, proyek pembangunan halaman pendopo ini tidak sesuai spek, dimana batu andesit yang digunakan ketebalannya kurang, selain itu kedalaman tanah yang digali terlalu dalam harusnya 17 Cm digali 50 Cm. Kemudian material di bawah batu andesit hanya tanah urugan tidak menggunakan pengeras sehingga tidak kuat dilewati kendaraan.
Kepala bagian Sarana dan Keuangan Setda Majalengka, Abdul Adjid saat ditemui mengakui apabila proyek pembangunan pendopo pada akhir tahun 2016 dipaksakan selesai. Menurutnya karena terbentur waktu dan memang secara kuantitas pekerjaannya sudah selesai, dan adapun pekerjaan yang dilakukan sekarang adalah bagian dari pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab pihak rekanan.
“Memang secara keseluruhan proyek pekerjaan pemasangan batu andesit di halaman pendopo pada akhir tahun lalu itu sudah selesai tepat waktu hingga tanggal 31 Desember, dan proyek yang dilakukan sekarang adalah pemeliharaan yang masih merupakan tanggung jawab pihak rekanan,” katanya.
Menurut Adjid, berdasarkan hasil evaluasi pihaknya menganggap pekerjaan pemasangan batu andesit dihalaman pendopo ini tidak rata atau tidak maksimal, sehingga kami memanggil pihak pengusaha untuk kembali memperbaiki seluruhnya yang dianggap perlu untuk diperbaiki bila perlu dibongkar karena hal tersebut masih merupakan tanggung jawab pihak rekanan. (S.02).
13 kali dilihat, 13 kali dilihat hari ini